Assalamualaikum.wr.wb
Namaku Amarylisse Mc.Ganz, biasa dipanggil Rere. Aku seorang siswi SD Mutual Kota Magelang, kelas 5. aku akan berbagi pengalamanku, ketika aku mengikuti ajang paling bergengsi dan paling diimpikan oleh para penulis cilik di Indonesia. Dan inilah impianku, mengikuti Apresiasi Sastra Siswa SD dan KPCI 2015.
Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar dan Konferensi Penulis Cilik Indonesia, adalah acara yang diselenggarakan rutin setahun sekali sejak tahun 2010 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) pusat di Jakarta dengan menggandeng Dar!Mizan, sebuah penerbit berskala Nasional yang banyak menampung hasil karya para penulis cilik yang tergabung dalam komunitas KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) sebagai Event organizer (EO) atau Liaison Officer (LO) nya. Dan selama ini pula, sekolahku belum pernah memiliki delegasi yang dikirim kesana. Bahkan dari kota Magelang, belum pernah ada. Alhamdulilah tahun ini aku bisa menjadi delegasi dari kotaku Magelang tercinta, mewakili Jawa Tengah. Untuk Jawa tengah diwakili 7 orang, selain aku, ada juga anak dari Semarang, Surakarta, Kebumen dan Jepara
Apresiasi Sastra meliputi lomba menulis cerpen yang dibagi dua kategori yaitu bagi pemula dan penulis, lomba cipta syair, pantun dan mendongeng bagi para siswa siswi SD kelas 4,5 dan 6.
Waktu itu, pengumuman lomba Apresiasi Sastra Siswa SD ini ditempel diseluruh sekolah-sekolah SD di seluruh Indonesia, akupun tergerak untuk mengikuti lomba tersebut. Aku mengirim cerpen berjudul “Aku dan Adikku, Amar”. Cerpen harus ditandatangani oleh kepala sekolah masing-masing dan di cap stempel sekolah. Juga dilampiri surat pernyataan keaslian karya dan pernyataan bahwa karya dibuat sendiri tanpa bantuan dari orangtua, guru atau pembimbing, bermeterai 6000.
Pada tahun ini, ternyata panitia menerima total ada 1.317 hasil karya dari siswa SD diseluruh Indonesia, kemudian diseleksi oleh tim juri untuk menjaring 165 karya terpilih sebagai pemenang dan para penulisnya akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti babak final Apresiasi Sastra Siswa SD dan KPCI 2015.
Alhamdulilah, karyaku adalah salah satu dari 165 karya terpilih itu. Aku masuk kategori lomba menulis cerpen kategori penulis. Sempat kaget juga, kok aku kategori penulis, bukan pemula ya? ketika melihat pengumuman, dimana para pemenang kategori penulis adalah anak-anak yang sudah menerbitkan banyak buku-buku KKPK. Bagi penggemar KKPK tentu tidak asing dengan nama penulis terkenal seperti Fayana, Nadia Shafiana R, Bintang Nurul, dll... ternyata ini juga ajang para penulis KKPK berkumpul dari penjuru tanah air. Sedangkan aku? Baru menerbitkan satu buku, itupun masih dalam proses, baru penandatanganan akad SAN yang bukunya pun belum launching. Buku antologi pula, karena kebetulan aku masuk tiga besar ketika KKPK mengadakan lomba menulis cerpen bulan April lalu. Jadi aku merasa down, saingannya luar biasa berat.
Pada tahun ini, kegiatan Apresiasi Sastra Siswa SD dan KPCI2015 diadakan di Bogor, pada tanggal 27 sampai dengan 30 Oktober 2015 (empat hari) di sebuah hotel berbintang empat, hotel Royal Safari Garden, Jl. Raya puncak No.601 Cisarua Bogor, Jawa barat. 16750.
Lalu berangkatlah aku dengan diantar oleh orangtuaku menuju ke lokasi kegiatan. Selama kegiatan ini, para siswa tidak boleh didampingi oleh orangtua, harus mandiri. Jadi selama empat hari itu aku tinggal di hotel bersama dengan sesama peserta yang lain, dan orangtuaku hanya mengantar sampai lokasi dan menjemput pula di lokasi ketika acara sudah berakhir, tidak boleh ditunggui oleh orangtua.
Selama masa karantina tersebut, banyak kegiatan yang harus diikuti. Kegiatan yang sangat menyenangkan sekali. Seluruh peserta juga mendapatkan fasilitas macam-macam. Mendapatkan tas sekolah yang keren, lengkap dengan buku buku dan alat tulis, seperti notes, bolpen, juga mendapat topi, seragam dua buah, t-shirt, sticker, dua buah PIN KPCI, juga mendapat gelang persahabatan, gelang KPCI yang hanya dimiliki dan harus selalu dipakai oleh peserta KPCI selama kegiatan. Selain itu juga mendapat satu set tas Tiwi Tupperware, tempat makan, sendok dan botol minum dari produk Tupperware.
Seluruh peserta juga otomatis mendapatkan gratis rekening tabungan BNI Taplus anak atas nama sendiri dan ATM yang berisi uang sebesar Rp.600.000,- sebagai uang saku. Selain itu, panitia juga menanggung seluruh biaya akomodasi dan transportasi termasuk tiket pesawat PP bagi para peserta yang jumlah nominalnya berbeda-beda tergantung jarak tempuh/ domisili peserta dengan lokasi kegiatan. Yang dari prop. Jawa Tengah masing2 mendapatkan Rp. 2.200.000,- sebagai pengganti transport. Alhamdulilah... kalau temanku yang dari DKI Jakarta, karena dekat, uang transportnya Rp.500.000,- kalau yang di luar pulau Jawa, tentu lebih banyak lagi.
Di hari pertama, ada pelatihan menulis, saya sangat menyukai kelas menulis ini, ruangan yang dipenuhi oleh logat bahasa yang bermacam-macam dari peserta yang merupakan perwakilan dari daerah-daerah di seluruh Indonesia. Disitu dijelaskan bagaimana menulis yang baik, menciptakan konflik, memilih ending cerita yang menarik, dan lain-lain. Dijelaskan pula apa itu plagiasi, bahwa peserta dilarang keras melakukan plagiat karya, jika ketahuan maka akan ada sanksi hukum yang berat.
Selain itu, sebagai seorang penulis cilik, dalam membuat hasil karya dilarang mendapatkan bantuan dari guru, orangtua, pembimbing, dan semacamnya, harus hasil karya murni, tanpa editor.
Dan ketika pelaksanaan lomba, seluruh peserta harus menulis tangan cerpen yang dibuat, dengan durasi waktu lebih dari tiga jam, ditungguin oleh panitia, dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya secara mendadak, tanpa persiapan sama sekali.
Disinilah lomba benar-benar menjunjung tinggi kejujuran dan sportivitas yang tinggi. Semuanya murni hasil karya anak bangsa, tanpa campur tangan orangtua/ guru/ pembimbing, tidak bisa mencontek, karena ide menulis itu tidak bisa dicuri. Nanti hasilnya akan dicetak menjadi buku.
Setelah kegiatan lomba yang menguras energi otak itu, kamipun lalu diajak refreshing ke Taman Safari Bogor. Disitu tercipta keakraban dari kami, para peserta lomba. Kami menjalin persahabatan dengan seluruh anak-anak, perwakilan dari daerah-daerah di seluruh propinsi se Indonesia. Kata kakak panitia, seluruh peserta wajib mengenal satu sama lain, sehingga ketika suatu saat nanti kita harus berkunjung dimanapun, disitu selalu ada teman untuk dikunjungi.
Di hotel, satu kamar untuk dua orang, dan aku sekamar dengan Ghea, peserta dari Bekasi . Dari total 165 anak itu, dibagi lagi menjadi 11 kelompok, tiap kelompok berisi 12 sampai 15 anak. Kelompokku adalah kelompok 11, dan kebetulan aku terpilih sebagai ketua kelompoknya. Dan tiap kelompok ada satu kakak pembimbing.
Acara Konferensi Penulis Cilik pun dimulai. Semua ketua kelompok berkumpul untuk memilih satu orang sebagai ketua angkatan KPCI2015. Sebenarnya, aku ingin sekali menjadi ketua angkatan. Jadi ada 11 calon ketua angkatan. Lalu divoting. Tapi aku kalah suara dalam voting. Apa mungkin karena selama ini ketua angkatan selalu anak laki-laki ya? Lalu terpilihlah Danish, perwakilan dari DKI Jakarta sebagai ketua angkatan
Mengapa menjadi ketua angkatan itu diinginkan semua peserta? Karena ketua angkatan adalah juru bicara ketika diwawancara oleh media, baik media cetak maupun elektronik, dan ketua angkatan pula yang akan membacakan hasil deklarasi penulis cilik didepan bapak menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Keren banget kan?
Dalam konferensi itu, ada 4 komisi yaitu komisi penerbit, komisi pemerintah, komisi sekolah dan komisi orangtua. Aku masuk sebagai komisi penerbit. Disitulah kami sampaikan segala aspirasi, keinginan dan pendapat para penulis cilik.
Agenda acara di hari ketiga adalah kami berkunjung ke kantor kementrian pendidikan dan kebudaayaan (kemdikbud) pusat di Jakarta, kami mengadakan audiensi dengan kemdikbud. Tapi sayangnya, bapak menteri pendidikan dan kebudayaan, bapak Anies Baswedan pada saat yang bersamaan harus meninjau SD yang tekena bencana asap di Jambi, jadi secara mendadak, agenda acara ini diwakili oleh sekjend pendidikan dan kebudayaan.
Acara terakhir adalah malam penganugerahan (Awarding Ceremony), wisuda dan pemberian medali bagi seluruh peserta serta pengumuman pemenang lomba cerpen. Juara satu adalah AndiTenribali dari SDI Al-Azhar Pontianak, juara 2 dari Jawa Barat dan juara 3 dari Lampung. Para pemenang ini berhak mengikuti lomba tingkat internasional di Thailand dan mendapat piala, piagam dan hadiah uang beasiswa sebesar lima juta rupiah.
Banyak yang tidak menang, tapi kekecewaan kami terobati ketika panitia menyatakan : “ bagi yang tidak menang, tidak usah kecewa, karena kalian semua yang ada disini adalah para pemenang dari daerah masing-masing. Dan seluruh peserta akan mendapatkan masing-masing uang beasiswa sebesar tiga juta rupiah.” Alhamdulilah.
Aku kecewa sebenarnya karena tidak menang, tapi seorang kakak pembimbing berkata padaku. “Re, kakak lihat di score nilai, kamu masuk 10 besar loh.” Senang sekali aku mendengarnya. Mencambukku untuk berjuang lebih keras lagi. Dan semoga tahun depan, aku masih memiliki kesempatan untuk meraih juara. Tahun ini, walaupun aku tidak menang, tapi pengalaman dan ilmu yang akan kubawa, adalah oleh-oleh yang paling penting bagi teman-temanku di sekolah. Karena pengalaman dan ilmu adalah harta yang berharga, yang bahkan tidak pernah bisa hilang atau dicuri, hanya bisa dibagi, dan semoga bisa menginspirasi. Aamiin...
Semoga kedepannya, setiap tahun sekali, selalu ada delegasi dari sekolahku tercinta, SD Mutual kota Magelang.. buat semua teman-temanku.. yuk semangat berkarya. Sebelum kita besar nanti, buatlah sebuah karya, untuk dikenang ketika kelak kita dewasa nanti. Teruslah berkarya. Semangat!!
Namaku Amarylisse Mc.Ganz, biasa dipanggil Rere. Aku seorang siswi SD Mutual Kota Magelang, kelas 5. aku akan berbagi pengalamanku, ketika aku mengikuti ajang paling bergengsi dan paling diimpikan oleh para penulis cilik di Indonesia. Dan inilah impianku, mengikuti Apresiasi Sastra Siswa SD dan KPCI 2015.
Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar dan Konferensi Penulis Cilik Indonesia, adalah acara yang diselenggarakan rutin setahun sekali sejak tahun 2010 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) pusat di Jakarta dengan menggandeng Dar!Mizan, sebuah penerbit berskala Nasional yang banyak menampung hasil karya para penulis cilik yang tergabung dalam komunitas KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) sebagai Event organizer (EO) atau Liaison Officer (LO) nya. Dan selama ini pula, sekolahku belum pernah memiliki delegasi yang dikirim kesana. Bahkan dari kota Magelang, belum pernah ada. Alhamdulilah tahun ini aku bisa menjadi delegasi dari kotaku Magelang tercinta, mewakili Jawa Tengah. Untuk Jawa tengah diwakili 7 orang, selain aku, ada juga anak dari Semarang, Surakarta, Kebumen dan Jepara
Apresiasi Sastra meliputi lomba menulis cerpen yang dibagi dua kategori yaitu bagi pemula dan penulis, lomba cipta syair, pantun dan mendongeng bagi para siswa siswi SD kelas 4,5 dan 6.
Waktu itu, pengumuman lomba Apresiasi Sastra Siswa SD ini ditempel diseluruh sekolah-sekolah SD di seluruh Indonesia, akupun tergerak untuk mengikuti lomba tersebut. Aku mengirim cerpen berjudul “Aku dan Adikku, Amar”. Cerpen harus ditandatangani oleh kepala sekolah masing-masing dan di cap stempel sekolah. Juga dilampiri surat pernyataan keaslian karya dan pernyataan bahwa karya dibuat sendiri tanpa bantuan dari orangtua, guru atau pembimbing, bermeterai 6000.
Pada tahun ini, ternyata panitia menerima total ada 1.317 hasil karya dari siswa SD diseluruh Indonesia, kemudian diseleksi oleh tim juri untuk menjaring 165 karya terpilih sebagai pemenang dan para penulisnya akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti babak final Apresiasi Sastra Siswa SD dan KPCI 2015.
Alhamdulilah, karyaku adalah salah satu dari 165 karya terpilih itu. Aku masuk kategori lomba menulis cerpen kategori penulis. Sempat kaget juga, kok aku kategori penulis, bukan pemula ya? ketika melihat pengumuman, dimana para pemenang kategori penulis adalah anak-anak yang sudah menerbitkan banyak buku-buku KKPK. Bagi penggemar KKPK tentu tidak asing dengan nama penulis terkenal seperti Fayana, Nadia Shafiana R, Bintang Nurul, dll... ternyata ini juga ajang para penulis KKPK berkumpul dari penjuru tanah air. Sedangkan aku? Baru menerbitkan satu buku, itupun masih dalam proses, baru penandatanganan akad SAN yang bukunya pun belum launching. Buku antologi pula, karena kebetulan aku masuk tiga besar ketika KKPK mengadakan lomba menulis cerpen bulan April lalu. Jadi aku merasa down, saingannya luar biasa berat.
Pada tahun ini, kegiatan Apresiasi Sastra Siswa SD dan KPCI2015 diadakan di Bogor, pada tanggal 27 sampai dengan 30 Oktober 2015 (empat hari) di sebuah hotel berbintang empat, hotel Royal Safari Garden, Jl. Raya puncak No.601 Cisarua Bogor, Jawa barat. 16750.
Lalu berangkatlah aku dengan diantar oleh orangtuaku menuju ke lokasi kegiatan. Selama kegiatan ini, para siswa tidak boleh didampingi oleh orangtua, harus mandiri. Jadi selama empat hari itu aku tinggal di hotel bersama dengan sesama peserta yang lain, dan orangtuaku hanya mengantar sampai lokasi dan menjemput pula di lokasi ketika acara sudah berakhir, tidak boleh ditunggui oleh orangtua.
Selama masa karantina tersebut, banyak kegiatan yang harus diikuti. Kegiatan yang sangat menyenangkan sekali. Seluruh peserta juga mendapatkan fasilitas macam-macam. Mendapatkan tas sekolah yang keren, lengkap dengan buku buku dan alat tulis, seperti notes, bolpen, juga mendapat topi, seragam dua buah, t-shirt, sticker, dua buah PIN KPCI, juga mendapat gelang persahabatan, gelang KPCI yang hanya dimiliki dan harus selalu dipakai oleh peserta KPCI selama kegiatan. Selain itu juga mendapat satu set tas Tiwi Tupperware, tempat makan, sendok dan botol minum dari produk Tupperware.
Seluruh peserta juga otomatis mendapatkan gratis rekening tabungan BNI Taplus anak atas nama sendiri dan ATM yang berisi uang sebesar Rp.600.000,- sebagai uang saku. Selain itu, panitia juga menanggung seluruh biaya akomodasi dan transportasi termasuk tiket pesawat PP bagi para peserta yang jumlah nominalnya berbeda-beda tergantung jarak tempuh/ domisili peserta dengan lokasi kegiatan. Yang dari prop. Jawa Tengah masing2 mendapatkan Rp. 2.200.000,- sebagai pengganti transport. Alhamdulilah... kalau temanku yang dari DKI Jakarta, karena dekat, uang transportnya Rp.500.000,- kalau yang di luar pulau Jawa, tentu lebih banyak lagi.
Di hari pertama, ada pelatihan menulis, saya sangat menyukai kelas menulis ini, ruangan yang dipenuhi oleh logat bahasa yang bermacam-macam dari peserta yang merupakan perwakilan dari daerah-daerah di seluruh Indonesia. Disitu dijelaskan bagaimana menulis yang baik, menciptakan konflik, memilih ending cerita yang menarik, dan lain-lain. Dijelaskan pula apa itu plagiasi, bahwa peserta dilarang keras melakukan plagiat karya, jika ketahuan maka akan ada sanksi hukum yang berat.
Selain itu, sebagai seorang penulis cilik, dalam membuat hasil karya dilarang mendapatkan bantuan dari guru, orangtua, pembimbing, dan semacamnya, harus hasil karya murni, tanpa editor.
Dan ketika pelaksanaan lomba, seluruh peserta harus menulis tangan cerpen yang dibuat, dengan durasi waktu lebih dari tiga jam, ditungguin oleh panitia, dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya secara mendadak, tanpa persiapan sama sekali.
Disinilah lomba benar-benar menjunjung tinggi kejujuran dan sportivitas yang tinggi. Semuanya murni hasil karya anak bangsa, tanpa campur tangan orangtua/ guru/ pembimbing, tidak bisa mencontek, karena ide menulis itu tidak bisa dicuri. Nanti hasilnya akan dicetak menjadi buku.
Setelah kegiatan lomba yang menguras energi otak itu, kamipun lalu diajak refreshing ke Taman Safari Bogor. Disitu tercipta keakraban dari kami, para peserta lomba. Kami menjalin persahabatan dengan seluruh anak-anak, perwakilan dari daerah-daerah di seluruh propinsi se Indonesia. Kata kakak panitia, seluruh peserta wajib mengenal satu sama lain, sehingga ketika suatu saat nanti kita harus berkunjung dimanapun, disitu selalu ada teman untuk dikunjungi.
Di hotel, satu kamar untuk dua orang, dan aku sekamar dengan Ghea, peserta dari Bekasi . Dari total 165 anak itu, dibagi lagi menjadi 11 kelompok, tiap kelompok berisi 12 sampai 15 anak. Kelompokku adalah kelompok 11, dan kebetulan aku terpilih sebagai ketua kelompoknya. Dan tiap kelompok ada satu kakak pembimbing.
Acara Konferensi Penulis Cilik pun dimulai. Semua ketua kelompok berkumpul untuk memilih satu orang sebagai ketua angkatan KPCI2015. Sebenarnya, aku ingin sekali menjadi ketua angkatan. Jadi ada 11 calon ketua angkatan. Lalu divoting. Tapi aku kalah suara dalam voting. Apa mungkin karena selama ini ketua angkatan selalu anak laki-laki ya? Lalu terpilihlah Danish, perwakilan dari DKI Jakarta sebagai ketua angkatan
Mengapa menjadi ketua angkatan itu diinginkan semua peserta? Karena ketua angkatan adalah juru bicara ketika diwawancara oleh media, baik media cetak maupun elektronik, dan ketua angkatan pula yang akan membacakan hasil deklarasi penulis cilik didepan bapak menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Keren banget kan?
Dalam konferensi itu, ada 4 komisi yaitu komisi penerbit, komisi pemerintah, komisi sekolah dan komisi orangtua. Aku masuk sebagai komisi penerbit. Disitulah kami sampaikan segala aspirasi, keinginan dan pendapat para penulis cilik.
Agenda acara di hari ketiga adalah kami berkunjung ke kantor kementrian pendidikan dan kebudaayaan (kemdikbud) pusat di Jakarta, kami mengadakan audiensi dengan kemdikbud. Tapi sayangnya, bapak menteri pendidikan dan kebudayaan, bapak Anies Baswedan pada saat yang bersamaan harus meninjau SD yang tekena bencana asap di Jambi, jadi secara mendadak, agenda acara ini diwakili oleh sekjend pendidikan dan kebudayaan.
Acara terakhir adalah malam penganugerahan (Awarding Ceremony), wisuda dan pemberian medali bagi seluruh peserta serta pengumuman pemenang lomba cerpen. Juara satu adalah AndiTenribali dari SDI Al-Azhar Pontianak, juara 2 dari Jawa Barat dan juara 3 dari Lampung. Para pemenang ini berhak mengikuti lomba tingkat internasional di Thailand dan mendapat piala, piagam dan hadiah uang beasiswa sebesar lima juta rupiah.
Banyak yang tidak menang, tapi kekecewaan kami terobati ketika panitia menyatakan : “ bagi yang tidak menang, tidak usah kecewa, karena kalian semua yang ada disini adalah para pemenang dari daerah masing-masing. Dan seluruh peserta akan mendapatkan masing-masing uang beasiswa sebesar tiga juta rupiah.” Alhamdulilah.
Aku kecewa sebenarnya karena tidak menang, tapi seorang kakak pembimbing berkata padaku. “Re, kakak lihat di score nilai, kamu masuk 10 besar loh.” Senang sekali aku mendengarnya. Mencambukku untuk berjuang lebih keras lagi. Dan semoga tahun depan, aku masih memiliki kesempatan untuk meraih juara. Tahun ini, walaupun aku tidak menang, tapi pengalaman dan ilmu yang akan kubawa, adalah oleh-oleh yang paling penting bagi teman-temanku di sekolah. Karena pengalaman dan ilmu adalah harta yang berharga, yang bahkan tidak pernah bisa hilang atau dicuri, hanya bisa dibagi, dan semoga bisa menginspirasi. Aamiin...
Semoga kedepannya, setiap tahun sekali, selalu ada delegasi dari sekolahku tercinta, SD Mutual kota Magelang.. buat semua teman-temanku.. yuk semangat berkarya. Sebelum kita besar nanti, buatlah sebuah karya, untuk dikenang ketika kelak kita dewasa nanti. Teruslah berkarya. Semangat!!